Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati dan Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi meninjau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Raja Ampat, Papua Barat Daya, Sabtu (25/11/23). Kunjungan untuk memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) tersedia dengan aman dan tidak terjadi kelangkaan.
Dalam kesempatan ini, Arifin meminta BPH Migas dan Badan Usaha Penugasan untuk bekerja sama dalam memenuhi ketersediaan dan pendistribusian BBM di seluruh Indonesia.
“Sejauh ini berjalan baik, dan pastikan jangan sampai ada kelangkaan,” terang Arifin saat ditemui di salah satu SPBU di Raja Ampat.
Hal senada disampaikan Erika, dari hasil pemantauan SPBU yang telah beroperasi sekitar tiga tahun ini, didapati harga BBM yang dijual tidak berubah, yaitu Rp10 ribu untuk Pertalite dan Rp6.800 untuk Solar.
“Harganya juga tidak berubah, sesuai dengan yang sudah ditetapkan Pemerintah,” tegasnya.
Erika meneruskan, ketika di SPBU ia bertemu dengan konsumen dan mereka sangat bersyukur bahwa di sini sudah dibangun SPBU BBM Satu Harga.
“Jadi, insyaAllah BBM Satu Harga itu bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Sehingga, mereka bisa mudah mendapatkan BBM dan juga dengan harga yang terjangkau,” tuntasnya.
Sementara itu, di SPBU yang sama Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi berharap adanya kesamaan harga dalam pendistribusian BBM ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
“Mudah-mudahan dengan adanya SPBU ini, bisa mengembangkan perekonomian di wilayah Raja Ampat,” ujarnya.
Turut hadir dalam pemantauan, Direktur BBM BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro, Direktur Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Mustika Pertiwi, dan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan.