Peringati Hari Ulos Nasional, Ketum JPI: Kita Harus Sering Memakai Ulos agar Warisan Ulos ini Tidak Hilang

Spread the love

Jakarta, Menyambut hari ulos nasional, Jiwa Perempuan Indonesia (JPI) menggelar kegiatan-kegiatan antaranya: Talk Show “Indahnya Beragam Ulos”, penampilan Bornok Hutauruk, Penampilan Saxophone Yuyun George, Tarian Khas Batak, Fashion Show Ulos karya designer anggota JPI, Bazar UMKM ulos, lomba manortor dan best dress di Arion Suites Hotel- Kemang Jakarta Selatan, Rabu (16/10/24).

 

Hari Ulos Nasional ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 270/P/2014 tentang Penetapan Ulos Batak Toba Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Hari penetapan tersebut dijadikan sebagai Hari Ulos yang diperingati setiap 17 Oktober. Atas dasar itu ulos memiliki peluang didaftarkan ke lembaga dunia.

Ketua Umum JPI Purnama Sitompul mengatakan (perayaan) Ini adalah perayaan hari ulos nasional kedua yang dilaksanakan Jiwa Perempuan Indonesia (JPI). Kami sebenarnya disini mau memasyarakatkan ulos agar masyarakat tau bahwa pemerintah telah menetapkan hari ulos nasional. Kita ingin nantinya ulos seperti batik, tenun dan lainnya yang sudah memasyarakat. Jadi itu yang ingin kami laksanakan, imbuhnya.

Sebagai Ibu harus lebih sering menyampaikan kepada anak-anak muda, anak-anak kita bahwa (ulos) ini warisan nenek moyang kita yang harus kita lestarikan. Mereka bukan hanya melestarikannya tetapi juga harus memakainya. Agar warisan ini tidak hilang tidak diambil orang lain dan salah satu syarat dari UNESCO kita harus sering memakainya bukan berasal dari mana tapi siapa yang paling sering memakainya sehari hari ungkap Purnama Sitompul di Arion Suites Hotel- Kemang Jakarta Selatan, Rabu (16/10/24).

Menurut Purnama, setelah kita mengadakan perayaan ulos tahun lalu, tahun ini lebih banyak komunitas yang mengadakan giat hari ulos nasional. Jadi artinya sudah mulai memasyarakat, nah generasi muda agar ikut tetap mempertahankan ulos. Kita ingin berlomba-lomba terus melaksanakan kegiatan seperti ini kedepannya, saling bersinergi sesama komunitas, terangnya.

Kain Ulos memiliki nilai simbolis dalam berbagai ritus yang mengisi keseharian masyarakat Batak, sekaligus menjadi simbol kasih sayang, kehangatan, perlindungan, dan penghormatan dalam upacara adat. Tapi dibalik itu semua adalah doa dari keluarga bahwa ulos ini mampu menghangatkan kehidupan kita, paparnya.

Kain Ulos sendiri banyak ragamnya ada diberikan ketika lahir, ketika hamil, ketika perkawinan, ketika mendapatkan berkat-berkat kemudian ketika kematian juga diberikan ulos yang disesuaikan dengan keadaan, jelasnya.

Kain Ulos merupakan buah pikir dan memiliki seni kualitas tinggi dalam proses pembuatannya karena merupakan warisan leluhur. Nilai sakralitas Ulos adalah gambaran dunia batin orang Batak, karenanya tidak semua Ulos dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, JPI melakukan giat untuk stunting, membantu masyarakat dan mendampinginya. Sekarang ini bulan ketiga di wilayah jakarta timur. Dalam visi misi kami adalah peduli ibu dan anak, budaya dan ekonomi. Ternyata biaya stunting cukup mahal, khususnya untuk anak-anak dalam peningkatan asupan gizi. Kami punya banyak tenaga untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan, pungkas Purnama.