Jakarta, Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dan menuju visi Indonesia Emas 2045, Ndaru Nderek Guru menggelar Pra Rakernas Ke-I dengan tema “Ndaru Pandu NKRI” di Jakarta, Kamis (08/08/2024). Acara ini juga diisi dengan “Seminar Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara”.
Ndaru, yang dibentuk atas restu dari Abah Maulana Habib Luthfi bin Yahya pada 29 November 2023, merupakan organisasi massa yang inklusif dan lintas agama, suku, serta ras. Keberadaan organisasi ini didukung oleh ketokohan Abah Maulana Habib Lutfi, seorang tokoh pluralisme Indonesia.
Ketua Umum Ndaru, Aditya Yusma, menyatakan bahwa dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan Negara Republik Indonesia ke-79 dan menuju Indonesia Maju serta Indonesia Emas 2045, Pra Rakernas Ke-1 ini dilaksanakan dengan berbagai rangkaian kegiatan. Di antaranya adalah seminar bela negara, pengukuhan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ndaru se-Indonesia, serta peluncuran buku berjudul Merah Putih karya Abah Maulana Habib Lutfi Bin Yahya.
Saat ini, Ndaru Nderek Guru memiliki anggota di 27 provinsi dan lebih dari 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Adhitya menambahkan bahwa organisasi ini berkomitmen mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan berbagai program strategis.
Sementara itu, Komjen. Pol. (Purn) Dr. Boy Rafli Amar, Dewan Pembina NDARU, menekankan pentingnya menjaga keselamatan bangsa dari ancaman transnational dan ideologi. Boy Rafli mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan mendukung pembangunan pemerintah agar NKRI tetap jaya dan masyarakat sejahtera.
“Rakernas I Ndaru Nderek Guru akan berlangsung pada bulan Desember, bertepatan dengan ulang tahun pertama organisasi ini. Program-program dan kegiatan akan disusun untuk mewujudkan semangat bela negara serta menyatukan perbedaan di bangsa ini,” ucapnya.
Acara Pra Rakernas Ndaru Nderek Guru Ke-I dengan tema “Ndaru Pandu NKRI” dan Seminar Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara,” dibuka oleh Prof.Drs.H.Mohamad Nasir, A.K, M.SI, PH.D selaku perwakilan dari Wakil Presiden yang juga adalah Staff Ahli Wakil Presiden RI
Prof.Drs.H.Mohamad Nasir, A.K, M.SI, PH.D mengatakan, yang dinilai yaitu: bidang saint, bidang Riset dan bidang Matematika. Ini lah yang harus kita dorong kedepan Indonesia harus bisa lebih cepat, lebih bagus dan lebih berkualitas,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Nasir mengatakan, apabila pendidikan dasar, menengah kurang bagus maka lanjutan atas perguruan tinggi pun akan jadi masalah, paparnya.
Tujuan akhirnya bagaimana untuk mendapatkan nasional kompetitif daya saing bangsa. Tanpa infrastruktur yang baik kita tidak mungkin mengembangkan dan bisa menghasilkan sumber daya berkualitas. Inovasi semua riset yang terkait ini adalah harus bisa mendorong menjadikan nasional kompetitif. “Maka daya saing bangsa ini akan menjadi lebih kuat.” Jelas Prof. Nasir.
Sementara itu, dalam ceramahnya, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mengingatkan semua komponen bangsa agar sadar akan bahaya dan ancaman pecah belah yang akan melemahkan Indonesia. Pemecahbelahan itu dilakukan dengan cara menjauhkan rakyat dengan tokoh agama atau tokoh masyarakat, melalui berbagai informasi hoaxs, bebernya.
“Juga dilakukan dengan menciptakan ketidakpercayaan kepada pemerintah, dan aparat negara, baik TNI maupun Polri. Ini terus terjadi, yang akhirnya melemahkan semangat bersama untuk membangun,” pungkas Habib Luthfi.