Jakarta, 8Juli 2024–Wahana Visi Indonesia (WVI) baru saja menggelar Temu Anak Nasional 2024 yang diikuti oleh 45 anak dari 28 kabupaten/kota dampingan WVI di Indonesia. Acara ini diselenggarakan di berbagai tempat seperti di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kantor redaksi
Harian Kompas, kantor redaksi SEA Today, dan kantor WVI. Acara yang merupakan rangkaian perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 ini bertujuan sebagai ajang pembelajaran antar sebaya, untuk partisipasi anak yang bermakna.
Kegiatan ini dilakukan dengan mendengarkan penyampaian dari anak-anak mengenai apa yang telah mereka lakukan dalam merespon isu-isu yang terkait dengan mereka, seperti pernikahan anak, bullying, putus sekolah, dan stunting. Mereka juga menjelaskan mengenai praktik baik, tantangan, serta rekomendasi terkait partisipasi anak. Pengalaman yang dibagikan kepada pemerintah dapat menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan. Melalui kegiatan ini, anak- anak semakin diperkuat potensi serta metode advokasinya.
Sylvana Maria Apituley, Komisioner KPAI menjelaskan, “Kami sangat mengapresiasi penyampaian kalian. Selama dua minggu terakhir kami sedang menyusun masukan untuk penyusunan RPP Perlindungan Anak di dunia digital. Ada regulasi di tingkat nasional, turunan dari UU, yang sedang disusun untuk melindungi hak kalian agar bebas dari kekerasan di situs-situs online. Kami akan senang jika kalian dapat memberikan masukan tentang apa yang harus dilakukan pemerintah untuk melindungi kalian dari serangan yang berpotensi melanggar hak kalian secara digital.”
Endah Sri Rejeki, Asdep Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kemen PPPA berkata, “Kami terharu mendengar penyampaian anak-anak. Bukan hanya isu-isunya yang disampaikan, tetapi juga metode advokasinya juga mereka evaluasi kembali. Hal yang paling luar biasa menurut saya adalah ada kegiatan penelitian yang dilakukan dan dipimpin oleh anak. Itu keren banget. Yang terpenting adalah apa yang dipelajari anak-anak saat menjalani proses penelitian itu.”
Satrio Rahargo, Manajer Perlindungan dan Partisipasi Anak WVI menyampaikan, “Kami sangat bangga dan menghargai aksi-aksi yang telah dilakukan anak-anak, yang sebagian besar menggunakan data penelitian yang dipimpin oleh anak-anak sendiri. Kami harap data-data ini dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah dalam pembuatan keputusan dan praktik baik dapat diadopsi atau dimodifikasi untuk untuk konteks yang lebih luas. Kami juga berharap semakin banyak anak diberi ruang untuk berpartisipasi melalui publikasi media.”
Selain menyampaikan suara dan aksinya kepada pemangku kepentingan di tingkat nasional, anak-anak juga mendapatkan peningkatan kapasitas dalam melakukan advokasi melalui berbagai media. Hal yang paling penting adalah anak dapat belajar dan berlatih menyampaikan pandangan, praktik baik, dan tantangan dalam partisipasi anak yang bermakna. Selain itu, anak-anak dapat membangun jejaring yang lebih luas untuk aksi masif dalam mendorong pemenuhan hak anak. Kedepannya, anak-anak ini melalui WVI akan terus berkoordinasi dengan KPAI dan Kemen PPPA untuk masukan-masukan yang berpihak kepada kepentingan anak.