Jakarta, Acara Puncak Bulan Kebudayaan Batak dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif R.I, Dr. H. Sandiaga S. Uno, M.B.A, sebelum berlanjut ke acara-acara lainnya, di Balai Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (26/9/22).
Acara ini berlangsung hingga esok hari, Selasa, 27 September 2022, yang diisi berbagai acara menarik yang berkaitan dengan kebudayaan Batak. Termasuk penampilan dari para peserta lomba yang sebelumnya telah pertandingkan sejak Agustus lalu.
Acara Bulan Kebudayaan Batak dan Pra Kongres-I Kebudayaan Batak Toba ini sendiri merupakan persembahan dari organisasi Batak Center (BC), yang bertujuan untuk turut meningkatkan kesadaran akan kebudayaan masyarakat Batak dalam berbagai aspek. Terutama ditujukan kepada kalangan muda milenial, agar dapat mencintai dan melestarikan budayanya sendiri.
Hal ini pula yang mendorong keinginan dari Ketua Umum Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon dan Sekjen Drs. Jerry Sirait bersama para pengurus lainnya, mengupayakan event Kebudayaan Batak ini, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat Batak secara keseluruhan, agar bersama-sama terus-menerus melestarikan budaya yang menjadi kekayaan Indonesia secara umum, khususnya budaya Batak.
Lanjutnya, tantangan ini merupakan salah satu titik perhatian dari Batak Center sebagai Pusat Habatahon (Pusat Kebatakan), dimana semakin banyak kalangan milenial belakangan ini yang tidak bisa berbahasa Batak, tidak bisa menulis aksara Batak, minimnya yang memiliki kemampuan bertutur dengan menggunakan bahasa Batak, pemahaman adat budaya Batak yang semakin menurun dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan kebudayaan Batak, khususnya Batak Toba.
Sementara itu, di tempat yang sama Drs. Jekmen Sinulingga, M.Hum mengatakan budaya Batak itu sebuah kekuatan karena memiliki ciri identitas dan simbol budaya yang harus diperhatikan dan dipertahankan tetapi disisi lain ada kekurangan minat, ada keterancaman, ada pergeseran serta ada perubahan terkait dengan fitur fitur budaya.
Jekmen Sinulingga yang juga Ketua Prodi Sastra Batak Fak. Ilmu Budaya USU menjelaskan Kebudayaan Batak Toba merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan sehari hari kita bangsa batak. Kita diikat oleh bahasa dan adat istiadat Batak yang sudah melekat di suku Batak.
Beberapa solusi yang diberikan terkait kebijakan pemerintah untuk melindungi dan melestarikan budaya. Tapi pada hasil kongres ini supaya bentuk bentuk itu lebih dieksekusi apakah dalam bentuk budaya yang digitalisasi ataupun dikomodifikasi sehingga berdampak menambah di dalam lapangan kerja dan begitu juga menambah benefit ekonomi masyarakat itu yang sebenarnya kebudayaan yang sesungguhnya yang diharapkan dari kongres ini ujar Jekmen.
Dengan dilangsungkannya kongres ini tentu ada penetapan paling kecil terkait dengan pedoman aksara kamus tata bahasa Batak Toba sesuai tata bahasa dan sebagai pedoman bagi generasi muda seluruhnya. Menjadi buku pelajaran sehingga literasi aksara, literasi grammar bahasa Batak Toba menjadi nyata dan menjadi pedoman sesuai undang-undang dinas pendidikan dan kebudayaan. Itu sebenarnya arahan kita karena selama ini banyak buku bersumber dari buku yang lain tanpa ada grammar yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan terang Jekmen.
Jekmen yang dari awal aktif sebagai nara sumber untuk kongres budaya Batak ini menambahkan telah melakukan langkah langkah untuk pra kongres ini baik di Medan maupun Tarutung termasuk Jakarta dan akan berlangsung di Jerman. Yang ingin kita capai adalah ejaan bahasa Batak yang disempurnakan yang sudah sempurna dan aksara bahasa Batak Toba yang sudah sempurna. Jadi itulah hasil yang ingin kita capai di dalam kongres budaya Batak dan pra kongres yang nantinya akan terselenggara keputusannya 20-22 Oktober 2022 di Balige di Museum TB Silalahi Balige Sumut.
Dengan kongres ini kita akan menghasilkan berbagai keputusan mengenai kebudayaan Batak Toba yang pada akhirnya ikut berpartisipasi membangun Indonesia dari sisi budayanya”, tutupnya.