Designer Ariesanthi Tampilkan 20 Koleksi Busana Dari Kain Lurik

Spread the love

Jakarta, Pada awalnya Kain lurik dibuat dengan menggunakan alat tenun gendong. Kemudian yang alat tenun lurik yang lain bernama ATMB (Alat Tenun Bukan Mesin). Kini seiring dengan berkembangnya informasi teknologi, kain lurik sudah dibuat menggunakan alat tenun mesin (Source : Sejarah Lurik,https:// lurikrachmad.co.id/ sejarah-lurik/ ). Kata Lurik sendiri, berasal dari bahasa jawa “Lorek” yang berarti garis-garis. Menurut Ensiklopedi Nasional (1997) , Lurik adalah suatu kain hasil tenunan benang yang berasal dari daerah Jawa Tengah dengan motif dasar garis-garis atau kotak dengan warna-warni suram yang pada umumnya diselingi aneka warna benang ungkap fashion disigner kenamaan Tyas Santi Fatmasari M.B.A yang akrab disapa Ariesanthi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (25/8/22).

Ariesanthi yang sehari harinya berdomisili di Yogyakarta menjelaskan Kata Lurik juga dipahami berasal dari kata “Rik” yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya. Tenun lurik juga sarat makna. Bermacam corak dengan variasi yang berbeda mengandung makna yang telah digariskan menjadi patron-patron corak. Dalam masyarakat jawa, corak-corak tersebut dianggap memiliki filosofi sehingga seringkali digunakan tidak hanya pada upacara-upacara tertentu, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai penemuan sejarah memperlihatkan bahwa kain tenun lurik telah ada di Jawa sejak zaman pra sejarah. Ini dapat dilihat dari berbagai prasasti yang masih tersisa, misalnya Prasasti peninggalan zaman Kerajaan Mataram (851 — 882 M) menunjuk adanya kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga dari Jawa Timur tahun 1033 menyebutkan kain tuluh watu, salah satu nama kain lurik terang Ariesanthi.

Demikian juga pemakaian selendang pada arca terracotta asal Trowulan di Jawa Timur dari abad ke 15 M (museum Sonobudaya, Yogyakarta) juga memperlihatkan pemakaian lurik pada masa itu. Yang lebih memperkuat pendapat bahwa tenun telah dikenal lama di Pulau Jawa adalah pemakaian kain tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di Pulau Jawa.Tiga daerah utama penyebaran Lurik di Pulau Jawa adalah Yogya, Klaten dan Tuban. Lurik yang merupakan warisan peninggalan budaya bangsa, kini berkembang seiring zaman, dengan berbagai corak dan warnanya.

Berdasarkan ketertarikan itulah, dalam kesempatan ini, designer yang akrab disapa dengan panggilan ARIESANTHI, menampilkan 20 koleksi busana anak dan remaja yang dikemas apik dengan gaya trendy, sporty, Jeminim dan casual. Menggunakan kain lurik kombinasi motif tuluh watu, sapit urang, dan udan gerimis, menjadi busana modern yang sesuai dengan generasi muda masa kini yang tidak mau ketinggalan trend fashion terbaru bebernya.

Kain tenun lurik yang diolah menjadi 20 busana apik ini, memiliki kombinasi motif Tuluh Watu yang berarti Batu yang bersinar dan dianggap sebagai penolak bala. Motif ini biasanya digunakan dalam acara ruwatan. Tuluh juga berarti kuat atau perkasa. Motif lain yang digunakan adalah Udan Liris, artinya hujan gerimis, karena hujan mengandung pemaknaan mendatangkan kesuburan. Motif ini lambang kesuburan dan kesejahteraan. Seperti harapannya bagi generasi muda dimasa yang akan datang. Harapannya, 20 koleksi busana ini dapat diterima dengan baik dan dibawa hingga ke kancah internasional cetus Ariesanthi.

Perkembangan garis rancang design-nya didukung pula oleh latar belakang keluarga yang berasal dari berbagai etnis, yaitu Sumatera, Jawa, dan Sulawesi, serta lingkungan tempatnya dibesarkan yaitu, Kalimantan Timur, ternyata menjadi hal yang semakin memperkaya perbendaharaannya akan budaya Indonesia. Ketertarikan itu pulalah yang membuatnya semakin jauh menggeluti dunia fashion yang juga membawanya terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada berbagai kegiatan, salah satunya sebagai freelance designer. Sebagai bentuk keseriusannya, pada Desember 2008, ia resmi menjadi designer & owner brand miliknya sendiri yaitu ARIESANTHI_design.

Peraih Juara Harapan I Fashion Design Competition Jogja Fashion Week 2010, & Top 15 Designer Nominatee for International Fashion Crowd Challenge October 2015 at I”Day, memiliki pengalaman mengikuti berbagai event fashion baik didalam maupun luar Jogja, antara lain Jogja Fashion Week 2011 — 2015, La Tulipe “Celebrate Love” 2012, Solo, Jogja Fashion Festival 2013, 2014 & 2016, “Fashion Escapades 2015” by Sheraton Mustika Resort & Spa, Yogyakarta, “Ultimate Women 2015” at Canting Resto, Galleria Yogyakarta, Jogja Fashion Festival 2013-2015, & Jogja Fashion Rendezvous 2017, & as Guest Designer for Melina “Clamber Step of Fashion 2018” di Solo, Jateng. Kemudian Supporting Wardrobe untuk berbagai stasiun televisi, misalnya HUT ANTV 2019 sd 2022, LIDA Dangdut INDOSIAR 2019, perwakilan Indonesia di ajang Internasional, antara lain : Miss Eco Tourism International 2016, Miss Intercontinental 2016 for Indonesia, & Puteri Indonesia 2017 perwakilan Kep.Bangka-Belitung, Miss Jakarta Fair 2019 & 2020, supported Artist Wardrobe untuk v-clip “Soldier of Nusantara” 2022 bekerjasama dengan FAS & JAT, dan lain sebagainya.

Disamping keterlibatannya pada event-event fashion, Designer Muda ini juga memiliki concern pada dunia Pendidikan Fashion dan tata busana. Tidak hanya pernah menjadi salah satu staf pengajar di LPK PAPMI DIY jurusan Fashion Design sejak thn.2014 s.d thn.2016, serta pernah menjadi pembicara atau narasumber diberbagai forum & seminar, antara lain salah satu narasumber Fashion Tips & Trick Rakosa Female Radio, Yogyakarta Thn.2011-2012, “ Challenge your Success by Vitalis Thn.2015” di UGM Yogyakarta & UNDIP Semarang, & serta Seminar Nasional “Meningkatkan Daya Saing Bangsa Melalui Pendidikan & Ekonomi Kreatif”, Thn 2017 di UNINDRA Jakarta , serta menjadi nara sumber pada talkshow “Women & Creative Enterpreneurship with Bhineka Life Insc.” 28 April 2018 di Ambarukmo Plaza, Jogjakarta, serta menjadi pendamping & assessor beberapa SMK Jurusan Tata Busana di wilayah D.I. Yogyakarta & sekitarnya.

Dan belum lama ini, sebagai seorang entrepreneur, menjadi finalis 10 besar, Inspiring Women Competition 2019 di Yogyakarta, serta berbagai event lainnya di tahun 2020 & 2022, khususnya ROAD to Indonesia Fashion Parade 2020, Indonesia Fashion Parade 2021, & Eternity of SVARGABHUMI 2021, & Indonesia FASHION WEEK 2022.

Ariesanthi memperoleh gelar kesarjanaan SI Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta thn.2007 dan dilanjutkan dengan menamatkan pendidikan S2 Magister Manajemen bidang Human Resources & Organization, thn.2009 di perguruan tinggi yang sama.