Jakarta,- Panglima Koarmada I (Pangkoarmada I) Laksda TNI Arsyad Abdullah, S.E., M.A.P., menghadiri International Maritime Security Symposium (IMSS) yang dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., digelar secara hybrid dari Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Senin (23/08/2021).
Sebanyak 54 perwakilan Angkatan Laut (AL) dari berbagai negara mengikuti kegiatan tersebut, 36 Atase Pertahanan mengikutinya secara luring di Auditorium Yos Sudarso, Seskoal. Sedangkan selebihnya termasuk 18 Kepala Staf Angkatan Laut negara sahabat mengikuti melalui video conference (daring).
Adapun ke-54 negara yang diundang, di antaranya Australia, Bangladesh, Brazil, Brunei, Kamboja, Kanada, Chile, China, Kolombia, Mesir, Perancis, Jerman, India, Iran, Italia, Jepang, Kazakhstan, Laos, Lebanon, Madagaskar, dan Malaysia.
Kemudian, Maladewa, Mauritius, Meksiko, Mozambique, Myanmar, Belanda, Selandia Baru, Nigeria, Korea Selatan, Oman, Pakistan, Peru, Papua Nugini, Filipina, Polandia, Portugal, Korea Utara, Rusia, Arab Saudi, dan Seychelles.
Selain itu, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Srilanka, Tanzania, Thailand, Timor Leste, Tonga, Turkey, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam menjadi undangan yang hadir dalam event dua tahunan keempat ini untuk mengeksplorasi perkembangan trend terhadap tantangan ketertiban laut dalam membangun kerangka kerja sama keamanan maritim multilateral yang efektif di kawasan.
Simposium internasional yang digagas TNI AL tersebut akan dihelat selama dua hari yang terbagi dalam 6 sesi diantaranya, mengenai Biological Defense, Maritime Challenge and Opportunity yang akan disampaikan oleh delegasi dari China, India, dan Singapura.
Sesi kedua, membahas soal Humanitarian Assistence and Disasters Relief dari delegasi Amerika Serikat, Jepang, dan Indonesia. Selanjutnya, sesi ketiga mengenai Building Asian Sail Training Organization and Asian Tallship Regatta Program dari delegasi Indonesia, Spanyol, dan Inggris.
Kemudian untuk sesi keempat, soal Military and Intelligence Activities in EEZ, Rule, and Exercise dari delegasi Philipina, Indonesia, dan Vietnam. Sedangkan sesi kelima, yakni mengenai Building Maritime Security Information dari delegasi Singapura, Malaysia, Australia, dan Turki.
Sesi keenam akan mengetengahkan topik Maritime Unmanned or Autonomous Vehicles Operation, Law of The Sea Perpective akan dipresentasikan delegasi Perancis, UK, dan IMO.
Dalam sambutannya, Kepala Staf TNI AL menyatakan kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan simposium yang penting ini, dan rasa terima kasih disampaikan kepada seluruh peserta untuk berpatisipasi dalam The 4th Internasional Maritime Security Symposium 2021 yang merupakan agenda rutin dua tahunan TNI Angkatan Laut.
Dikatakan lebih lanjut oleh Kasal, International Maritime Security Symposium pada tahun ini memilih tema International Maritime Security Cooperation for Security, Peace and Prosperity yang bertujuan untuk mengeksplorasi perkembangan trend tantangan ketertiban dan keamanan laut, serta untuk membangun kerangka kerja sama keamanan maritim multilateral yang efektif, sehingga dapat diperoleh suatu konsep upaya mewujudkan ketertiban dan keamanan di laut.
“Ancaman keamanan non-tradisional terkait environmental security, food security, economic security, energy security, human security, maritime security, masih menjadi topik utama, yang disebabkan adanya keterkaitan dan memungkinkan terjadinya overlapping, disamping itu kondisi tersebut diperburuk dengan adanya ancaman keamanan di bidang kesehatan, seperti halnya pandemi covid-19 saat ini” paparnya.
“Kawasan Asia Tenggara sebagai titik sentral yang menghubungkan kawasan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menyebabkan setiap negara memiliki kebijakan yang menekankan pada pengembangan tatanan dan mekanisme kerjasama dalam rangka pengelolaan kepentingan bersama di laut dengan berdasarkan pada saling menguntungkan dan kerjasama dalam rangka membahas mengendalikan potensi konflik, ketidakpercayaan, kecurigaan, serta berbagai bentuk ancaman lainnya” lanjutnya.
Kasal juga menyampaikan perspektifnya bahwa kerjasama merupakan elemen kunci paling memungkinkan dalam meningkatkan dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas dari tiap bangsa dalam menghadapi permasalahan yang muncul dengan jalan saling melengkapi.
Diakhir sambutannya, Kasal mengatakan bahwa diperlukan pemikiran kritis dan pemahaman yang mendalam tentang pertahanan biologi, tantangan dan peluang pertahanan biologi, peluang kendala maritim, perbantuan kemanusiaan dan penanganan bencana, organisasi pelatihan pelayaran asia, kegiatan militer dan intelijen di ZEE, dan pengoperasian kendaraan nir awak, sehingga kita mendapatkan ide-ide segar yang dapat dimplementasikan untuk keamanan, perdamaian dan kesejahteraan negara masing-masing peserta.
“Meskipun simposium ini dilaksanakan secara hibrid, namun kita harus tetap semangat dan tidak menjadikannya sebagai suatu kendala dalam memperluas pengetahuan, maka saya mendorong agenda simposium ini dapat menjadi pondasi mendasar dalam interaksi internasional. Lebih lanjut, forum pembahasan seperti symposium ini telah menjadi kebutuhan dan saya berharap melalui acara ini kita semua dapat mengakui tantangan dan peluang untuk lebih memperluas kerjasama untuk menjaga stabilitas keamanan” pungkasnya seraya membuka kegiatan simposium tersebut.