Pangkoarmada I Hadiri Penandatanganan Prasasti Pembangunan Stasion Bantu Kapal Selam dan Sarpras Mess di Natuna

Spread the love

Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K, S. E., M. M. mendampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M. pada acara penandatanganan prasasti pembangunan Stasiun Bantu (Sionban) kapal selam dan peresmian Mess Tjiptadi, di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Senin, (5/4/21)

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut menyampaikan bahwa Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ranai kedepan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) seiring nomenkelatur pergantian Lantamal menjadi Komando Daerah Maritim (Kodamar) dimana Pangkalan merupakan bagian dari SSAT yang harus bisa memenuhi kebutuhan 5R (Rebase, Replenishment, Repair, Rest and Recreation) juga kedepan memiliki fugsi sebagai kotama operasional.

“TNI Angkatan Laut tetap berkomitmen bahwa peningkatan sarana dan prasarana pendukung tugas operasi merupakan prioritas dalam menuju TNI Angkatan Laut yang profesional, mandiri dan tangguh.” Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M.,

Lebih lanjut dikatakan bahwa, pembangunan sarana dan prasarana pendukung ini terlaksana berkat perjuangan, terlebih sampai saat ini, situasi pandemi Covid-19 masih terus memberikan dampak signifikan terhadap roda perputaran ekonomi bangsa yang secara langsung telah berimbas pada refocusing dan realokasi anggaran negara termasuk di dalamnya anggaran pertahanan.

“Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa pembangunan kekuatan tidak harus menunggu anggaran yang besar, tetapi kita bisa membangun kekuatan itu dengan skala prioritas, yang pada akhirnya secara bertahap dengan penuh keyakinan kekuatan armada tempur TNI Angkatan Laut bisa memberikan efek gentar baik itu di kawasan regional maupun global”, ungkap Kasal.

Kasal menambahkan bahwa TNI AL perlu menyikapi perkembangan lingkungan strategis saat ini dengan bijak. Apalagi perairan Natuna Utara saat ini merupakan wilayah perairan yang cukup menarik perhatian bagi negara-negara di kawasan. Adanya perebutan kepentingan antara dua negara besar bukan tidak mungkin akan memberikan dampak bagi Negara Indonesia. Selain itu juga sengketa wilayah perbatasan masih menjadi tren bagi bangsa-bangsa yang berada di kawasan perairan Natuna Utara.

“Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati. Sebagai prajurit kita akan senantiasa terpanggil ketika kedaulatan negara kita terancam. Maka, wajib bagi kita dimasa damai ini untuk terus berbenah, terus membangun kekuatan sehingga ketika Ibu Pertiwi memanggil, kita sudah siap !!!”, tegas Laksamana Yudo.

Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) dalam kesempatan tersebut mengatakan “penandatanganan prasasti pembangunan Sionban kapal selam dan peresmian Mess Tjiptadi merupakan momentum bersejarah terutama untuk jajaran Koarmada I”

“Dengan selesainya pembangunan sarana dan prasarana pendukung Alutsista dan Prajurit TNI Angkatan Laut diharapkan menjadi pendukung perkembangan lingkungan strategis di pangkalan terdepan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga” pungkasnya.

Sionban Kapal Selam sendiri akan dibangun di lahan seluas 1.050 M2, dengan bangunan dua lantai seluas 1.008 M2. Sionban di Natuna akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam. Sementara itu, Mess Tjiptadi Lanal Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar dibangun di atas luas tanah 1.100 m2 dengan luas bangunan 585 M2.