Jakarta, Aliansi Kebangsaan, FKPPI dan Suluh Nuswantara Bakti menggelar acara bedah buku ” Menggalang Ketahanan Nasional Dengan Paradigma Pancasila di Hotel Sultan Residence Jakarta-Sultan Residence Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, yang juga Ketua Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo mengatakan Buku “Menggalang Ketahanan Nasional Dengan Paradigma Pancasila” merupakan rangkuman dan kajian berbagai pemikiran dan gagasan yang berkembang selama pelaksanaan Diskusi Panel Serial (DPS) yang dapat dilenggarakan Aliansi Kebangsaan, Yayasan Nuswantara Bakti dan FKPPI mulai April 2017 sampai dengan 7 Desember 2018 yang lalu.
Membangun kesamaan persepsi tentang ancaman yang dihadapi bangsa dan negara sangatlah penting agar kita dapat bersatu padu dalam merespon setiap ancaman dengan baik dan menemukan solusinya yang tepat ujar Pontjo Sutowo.
Target utama dari penyelenggaraan DPS tersebut dan disusunnya buku ini adalah membangun kesamaan persepsi serta menumbuhkan kesadaran (awareness) dan kewaspadaan (alertness) kolektif bangsa Indonesia terhadap seriusnya berbagai bentuk dan jenis ancaman yang dihadapi bangsa dan negara dewasa ini.
Dinamika ancaman juga telah bergerak begitu cepat sehingga muncul konsep peperangan baru yang disebut dengan Accelerated Warfare terutama ancaman yang disebabkan oleh kemajuan teknologi sehingga menuntut response negara’yang cepat dan kreatif pula.
Ada kekosongan penanganan terhadap ancaman bagi bangsa dan negara yang berdimensi non militer. Padahal ancaman non militer diberbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara sudah menjadi ancaman aktual yang sangat membahayakan kedaulatan NKRI, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap Bangsa.
Kita sudah sepakat menggunakan paradigma Pancasila untuk menggalang ketahanan nasional. Visi Pancasila seharusnya kita gunakan sebagai paradigma berfikir dalam memahami dan memecahkan setiap permasalahan bangsa termasuk dalam menggalang ketahanan nasional papar Pontjo Sutowo yang juga Ketua umum FKPPI.
Mengutip Daron Acemoglu dan James A Robinson (2012) mengingatkan kita bahwa kegagalan suatu negara tidak terjadi dengan tiba tiba. Bibit bibit kegagalan itu sebenarnya sudah tertanam jauh di dalam diberbagai institusi politik kenegaraan, terkait bagaimana sebuah negara dijalankan ungkap Pontjo.
Kegagalan suatu negara tidak terjadi secara tiba-tiba itulah membangun ketahanan nasional harus tidak terjadi secara tiba-tiba itulah maka membangun ketahanan nasional harus dilaksanakan secara sadar, terencana, sistematis, terarah dan berkelanjutan dengan tetap bersendikan para nilai nilai dan karakter bangsa pungkas Pontjo.