Jakarta, Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) bermaksud mengadakan Diskusi Publik dengan tema “Kedaulatan RI Atas Natuna” di Kantor CDCC, Jalan Warung Jati Timur Raya No. 7, Jakarta Selatan, Senin (13 /1/2020).
Pakar Hukum Laut Internasional Prof. Dr. Hasjim Djalal mengatakan Laut China Selatan yang dibahas wilayah teritorial tapi selalu kandas. Indonesia melaksanakan konvensi Laut 12 mil dari tepi pantai. Yang belum jelas pengaturan udara diatas Laut Cina Selatan. Bagi Indonesia menetapkan undang undangnya.
Tapi sekarang muncul isu Laut China Selatan. Karena masalah resource Laut dan dasar laut. Mungkin China merasa kejepit oleh Aliansi Amerika bersama Australia, Selandia Baru, Jepang dan India. China berharap Indonesia memahaminya dan bersama sama menghadapi Amerika ungkap Hasyim Djalal.
Kenapa ikan paus banyak nyasar ke laut Indonesia. Mungkin didasar Laut dalam sudah ditaruh berbagai alat. Misal seperti Laut Sauh. Dugaan banyak orang banyak kapal selam Amerika lewat di laut china Selatan. Mungkin China ada kepentingan bersama dengan Indonesia. Kita harus menentukan sikap apakah menambah teknologi Kelautan atau bekerja sama dengan China.
Perlu apa tidak Indonesia mengajak Asean bekerja sama. Yang paling luar adalah Indonesia dan Philipina. Vietnam sudah lama mencurigai maksud China. Menurut saya lebih banyak kepentingan China dari pada Indonesia. Kalau saya Indonesia perlu memperkuat kemampuan TEKNOLOGI, PSIKOLOGIS dan pengawasan Laut. Indonesia jauh lebih sensitif. Perlunya meningkatkan kemampuan pertahanan. Memang Indonesia China sudah berteman lama. Dan kita jangan terjebak dalam pertengkaran internasional.